Langsung ke konten utama

Teori Perdagangan Internasional


 Hasil gambar untuk perdagangan internasional


Perdagangan Internasional adalah bentuk transaksi dagang yang terjadi antara subyek –subyek ekonomi negara satu dengan lainnya, baik berupa transaksi barang ataupun jasa. Adapun subyek ekonomi tersebut dapat beragam, seperti penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan impor, perusahaan ekspor, perusahaan industri, perusahaan negara, departemen pemerintah, ataupun individu (Sobri: 2000).

Dampak Teori Perdagangan Internasional

Sejak era revolusi industri yang berlangsung pada abad ke -18 di Inggris serta disusul kawasan lain di Eropa, pemikiran ekonomi mengalami perkembangan besar-besaran. Muncul berbagai konsep ekonomi yang banyak dimotori oleh Adam Smith. Salah satu aspek penting dalam konsep ekonomi yang digawangi Adam Smith adalah perdagangan internasional.
Apa yang menjadi pemikiran Adam Smith inilah yang banyak mendorong pergerakan perdagangan internasional di seluruh dunia. Pemikirannya menjadi sejarah awal dari teori perdagangan internasional paling populer sepanjang masa. Itu sebabnya, Adam Smith sering disebut sebagai Bapak Ekonomi.
Teori perdagangan internasional yang dipelopori Adam Smith ini memiliki dampak yang cukup besar terhadap dunia, yakni mengubah dunia menuju globalisasi secara cepat dan masif. Selanjutnya, teori perdagangan internasional lain pun bermunculan untuk menyempurnakan pemikiran Adam Smith.
Adapun beberapa dampak teori perdagangan internaisonal, meliputi :
  1. dapat mempercepat terjadinya globalisasi karena adanya pertukaran yang berlangsung secara internasional dan intens.
  2. Mengubah pola pikir negara yang awalnya “enggan memperdagangkan keunggulan absolutnya”, menjadi “mengutamakan keunggulan absolut” sebagai komoditas perdagangan. Ini terjadi berkat pemikiran “law of comparative cost-Ricardo” .
  3. Meningkatkan kerjasama ekonomi internasional
Dalam perkembangannya, terdapat tiga teori perdagangan internasional yang utama dan banyak diulas. Ketiga teori utama tersebut adalah :
  1. Teori Keunggulan Absolut
  2. Teori Keunggulan Komparatif
  3. Teori Heckscher – Olin (H-O)

Teori Keunggulan Absolut

Teori keunggulan absolut dicetuskan oleh Adam Smith bersamaan dengan ramainya revolusi industri di Inggris abad ke-18. Dasar pemikiran teori ini adalah suatu negara akan bertambah kaya ketika memiliki peningkatan keterampilan dan efisiensi dalam hal keterlibatan para tenaga kerja dalam proses produksi.
Negara dikatakan memiliki keuntungan mutlak dalam produksi jenis barang tertentu apabila negara tersebut mampu memproduksi barang dengan biaya lebih rendah dibanding ketika barang tersebut diproduksi di negara lain. Karenanya, negara tersebut akan melakukan ekspor jika negara tersebut dapat membuatnya lebih murah dibandingkan negara lain.
Negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara tersebut melakukan spesialisasi dalam memproduksi komoditi tertentu dibandingkan dengan negara lain. Terdapat beberapa asumsi teori keunggulan absolut atau yang biasa disebut juga sebagai teori keunggulan mutlak ini, yakni:
  1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja
  2. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama
  3. Pertukaran dilakukan secara barter tanpa menggunakan uang
  4. Biaya transportasi ditiadakan
Perlu dipahami bahwa dalam teori keunggulan absolut, besaran/variabel yang diutamakan adalah variabel riil dan bukannya moneter. Ini membuat teori ini juga dikenal dengan sebutan teori murni (pure theory) perdagangan internasional.
Dalam artian, teori ini disebut murni karena hanya memusatkan perhatian pada variabel riil saja, seperti nilai suatu barang yang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang digunakan dalam menghasilkan suatu barang. Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan, artinya nilai barang tersebut akan semakin tinggi (Labor Theory of value).
Jadi, dalam teori Absolute Advantage ini juga memanfaatkan teori nilai tenaga kerja yang bersifat sangat sederhana. Dalam teori ini, anggapan utamanya adalah tenaga kerja pada dasarnya memiliiki sifat homogen serta merupakan satu-satunya faktor produksi.
Padahal, dalam kenyataannya, tenaga kerja tidaklah bersifat homogen. Selain itu, faktor produksi juga tidak hanya satu saja serta mobilitas tenaga kerja pun tidak bebas. Sekalipun demikian, teori nilai tenaga kerja tetap digunakan karena teori ini memungkinkan kita menjelaskan tentang prinsip spesialisasi dan keuntungan dari pertukaran secara sederhana.
Terdapat beberapa ide dalam teori keunggulan mutlak atau absolut advantage yang dikemukakan Adam Smith, meliputi :
  • Adanya Division of Labour atau pembagian kerja yang terjadi secara internasional dalam menghasilkan sejenis barang
  • Adanya spesialisasi internasional dan efisiensi produksi
Teori Keunggulan Absolut ini pernah diterima secara luas di seluruh dunia. Namun, bukan berarti teori ini tidak memiliki kelemahan. Masngudi (2006) menjelaskan bahwa dalam teori keunggulan absolut Adam Smith, terdapat beberapa kelemahan-kelemahan, meliputi :
  1. Tidak mampu menjelaskan tentang bagaimaa mekanisme yang dapat diterapkan dunia untuk memperoleh keuntungan dan output serta bagaimana hal tersebut dibagikan di antara para penduduk masing-masig negara.
  2. Tidak dapat menjelaskan tentang bagaimana apabila suatu negara telah mengadakan spesialisasi, sementara negara lain masih memproduksikan kedua produk.
  3. Faktanya, labor productivity berbeda-beda.
  4. Tidak dapat menjelaskan jika ada negara-negara yang sama sekali tidak memiliki keunggulan absolut.

Teori Keunggulan Komparatif

Teori keunggulan komparatif dicetuskan oleh David Ricardo dengan asumsi utama bahwa perdagangan internasional dapat terjadi walaupun suatu negara tidak memiliki keunggulan absolut. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa perdagangan internasional dapat saling menguntungkan ketika salah satu negara tidak memiliki keunggulan absolut, dengan jalan hanya memiliki keunggulan komparatif saja pada harga untuk komoditi yang relatif berbeda.
Keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya Principles of Political Economy and Taxation (1817). Pemikiran Ricardo berangkat dari analisanya terhadap kelemahan teori keunggulan absolut yang menjelaskan bahwa perdagangan internasional akan terjadi dan menguntungkan ketika setiap negara yang terlibat dalam perdagangan internasional mempunyai keunggulan absolut yang berbeda-beda.
Menurut Ricardo, kelemahan pola pikir keunggulan absolut karena ketika hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut untuk barang tertentu yang dihasilkan, maka tidak akan terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan. Karenanya, kelemahan ini lalu disempurnakan oleh David Ricardo lewat teori keunggulan komparatif.
Dalam teori keunggulan komparatif atau comparative advantage David Ricardo, negara yang mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi semua barang itu harus mengekspor barang yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi dan mengimpor barang yang mempunyai keunggulan komparatif rendah.
Dalam teori ini, asumsi utamanya adalah keunggulan komparatif dapat tercapai ketika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa dalam jumlah lebih banyak, tapi dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Negara dengan kemampuan produksi yang lebih efisien inilah yang disebut memiliki keunggulan komparatif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan Liberalisme dan Kapitalisme

  Ketika kita berbicara tentang masalah ekonomi dari pandangan kaum liberal, maka kita akan banyak bersinggungan dengan kapitalisme. Ideologi kapital banyak berkontribusi terhadap kemunculan ideologi liberal itu sendiri. Sebab, liberalisme sebagai suatu ideologi yang mengarah pada ekonomi banyak mengambil ide –ide pokok dari kapitalisme. Orientasi utama dari kapitalisme adalah pada profit atau keuntungan individu. Jadi, bagi kaum kapitalis, mereka juga menekankan adanya individualisme dan kebebasan individu. Bagi kaum liberal sendiri, kapitalisme ini merupakan simbol dari kemajuan ekonomi dan eksistensi masyarakatnya. Adanya persaingan individu dalam mencari keuntungan dapat mempengaruhi percepatan terhadap industrialisasi ekonomi (Rohmann, 2000: 52-53). Hubungan antara liberalisme dan kapitalisme sendiri terbilang sangat erat. Namun, jika ingin melihat secara tegas, benang merah yang nampak jelas terletak pada pandangan mereka terhadap kondisi ekonomi. Ji...
Trilemma Policy adalah suatu keadaan dimana mustahil bagi negara untuk mengambil 3 kebijakan sekaligus yaitu: -Moneter -Fiskal -Trade suatu negara hanya dapat menerapkan 2 kebijakan saja,seperti contoh ketika negara ingin menerapkan kebijakan fiskal dan moneter maka tidak mungkin mereka memiliki kebijakan trade yang baik.bila suatu negara ingin memperbaiki moneeter maka mereka akan menurunkan suku bunga,dan mengontrol perbelanjaan negara,otomatis akan membuat produksi dalam negeri turun sehingga harus import. gabungan dari tiga kebijakan ini, yaitu nilai tukar tetap, arus modal terbuka, dan kebijakan moneter independen, dikenal sebagai penyebab krisis keuangan. Krisis Peso Meksiko (1994–95), krisis keuangan asia (1997–98), ]  sering dijadikan contoh kasus trinitas mustahil. Krisis Asia Timur (1997–98) diketahui terjadi akibat penggabungan tiga kebijakan yang melanggar konsep trinitas mustahil. Negara-negara Asia Timur saat itu menjangkarkan ma...